Sudah bukan rahasia lagi kalau Negara kita Indonesia melaksanakan politik demokrasi. Dengan alasan bahwa sistem ini lah yang paling ideal dalam sebuah pemerintahan, dimana kekuasaan rakyat berada di atas segalanya. Apalagi seperti Indonesia yang terdapat banyak keragaman budaya, watak, dan agama masyarakatnya.
Tahun ini Indonesia kembali melaksanakan pesta demokrasi. Semua rakyat Indonesia yang telah memenuhi syarat ituk pemilu, berhak memilih wakil rakyat dan presidennya. Berbagai tanggapan dari masyarakat tentang pemilu pun bermunculan. Baik itu tanggapan yang positif maupun yang negatif. Ada yang optimis dengan pemilu ini, ada juga yang pesimis.
Namun apabila kita perhatikan dan amati pesta demokrasi ini, sebenarnya terdapat kejanggalan yang sangat nyata. Di mana banyak orang berbondong-bondong untuk bisa menjadi wakil rakyat. Jumlah partai politik pun semakin banyak, baik banyak jumlahnya ataupun banyak yang gak jelasnya. Ambisius mereka sangat jelas sekali. Bahkan sampai menghalalkan segala cara. Ya, seperti polotik uang. Seakan-akan pemilu adalah ajang perlombaan tuk mencari popularitas dan keuntungan materialitas.
Padahal dalam demokrasi yang sesungguhnya itu, sebenarnya tidak demikian. Wakil rakyat itu adalah sebuah amanat bukan sebuah jabatan. Wakil rakyat adalah seorang pembantu rakyat, bukan raja bagi rakyat. Kalau hal ini yang sebenarnya dipahami benar-benar oleh rakyat Indonesia, maka untuk menjadi wakil rakyat itu adalah keputusan yang sungguh berat dan besar. Artinya ia harus benar-benar siap melaksanakan amanat rakyat itu. Ia harus siap untuk dapat mensejahterakan rakyat, bukan malah mensejahterakan diri sendiri. Bahkan ia harus siap untuk melarat demi kesejahteraan rakyat. Ia harus siap mempertanggungjawabkan amanatnya itu di hadapan rakyat maupun di hadapan Allah kelak.
Maka bila di sebuah negara demokrasi terdapat sekelompok orang yang memperebutkan kekuasaan, maka demokrasi di negara itu perlu dipertanyakan. Lalu ada apa dengan demokrasi di Indonesia?[]
Rabu, 24 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar