Debat ini semakin memanas dan semakin menguatkan bahwa arus liberal itu sangatlah berbahaya...!
Teman: Tidak sempurna memang, tapi itu bukan alasan tuk tidak berbuat. Masa nunggu sempurna dulu baru berbuat, ya ga' kan jadi-jadi sobat.
Saya: Lho kita bukan menunggu untuk sempurna, karena memang akal kita itu gak bisa sempurna. Sekarang ada yang lebih sempurna, yaitu Allah dan kalam-Nya...! Mengapa Anda tidak mengambil yang lebih sempurna saja...? Mengapa Anda harus mengikuti liberal yang mendewakan akal...?
Teman: Cocoknya bukan mendewakan akal sobat, tapi lebih memakai akal. Allah memang sempurna dan Al-Qur'an memang dari Allah, semua muslim tau hal itu, termasuk saya sobat. Namun dalam kenyataan manusia itu butuh penjelasan, sementara penjelasan itu berbeda-beda tergantng kemampuan penjelasnya. (Lum faham juga??? Nanti kita sambung, gue mau sholat asar dulu). Kwkwk mwk.
Saya: Kalo gitu saya juga paham sobat...! Untuk menjelaskan Al-Qur'an pun gak boleh sembarangan. Penjelas Al-Qur'an salah satunya adalah As-Sunnah. Maka jangan asal menggunakan akal sobat. Anda udah pernah tau tentang Hermeneutika belum...? Coba belajar dulu deh...! Jangan asal nyawur...! Belajar yang benar...! Bukan malah mempelajari yang salah. Oke sobat...?
Teman: Sorry sobat jangan pernah mengklaim salah atau benar, selama masih dalam pandangan manusia, itu semua relatif sobat. Benar menurut Anda, belum tentu benar bagi saya, dan sebaliknya. Heurmanetika??? Dari 2 SMP gue udah tau sobat, Bapak Hermeneutika kan alumni Gontor juga sobat, kalau g' salah rektor UIN Yogja kan????
Saya: Itulah pengaruh dari relativisme, selalu menganggap kebenaran itu relatif. Itu adalah buah dari Hermeneutika. Siapa pula tuh bapak Hermeneutika yang dari Gontor??? hahaha...! Jangan asal sobat...! Pencetuh Hermeneutika itu adalah Friedrich Schleiermacher, seorang tokoh Protestan. Hati2 sobat...!
Teman: Maksud saya Bapak Hermeneutika Indonesia sobat. Namanya Prof. DR. A. Amin, phd. Ngapain mesti berhati-hati wong ga' berbahaya kok, orang yang merasa asing aja yang menganggapnya berbahaya.
Saya: Dari segi apa Anda menganggapnya tidak berbahaya? Anda berpikiran demikian karena Anda memang telah terhipnotis oleh pemikiran mereka. Bagi saya itu bukan merupakan hal yang asing, toh saya tetap menganggap itu hal yang berbahaya. Justru bagi orang yang tidak tau, yang menganggap Hermeneutika itu tidak berbahaya...!
Teman: Tahu belum tentu menerima, paman Nabi tahu kalau Islam itu agama yang benar, tapi apakah dia masuk Islam??? Perasaan tidak??? Saya tadak memaksa Anda untuk membenarkan apa yang saya anut, dan di sinilah letak kerelativisan suatu kepercayaan dll. Saya tidak terhipnotis, saya sadar dan bahkan saya tidak pernah terpengaruhi. Justru umat Islam sekarang yang terhipnotis oleh pemikiran orang-orang dulu.
Saya: Masalah paman Nabi itu berkenaan dengan hidayah. Sedangkan Anda, bila benar-benar telah mengetahui lantas tidak melakukan, maka Anda telah terjebak ke dalam Diabolisme. Bila Anda percaya dengan relativisme, berarti Anda juga menilai suatu kesalahan itu bersifat relatif, lalu apakah berzina juga keharamannya relatif...?
Teman: Ya, tergantung orang, kepercayaan yg menilai. Apa itu hidayah???? Hidayah juga kan relatif sobat.
Saya: Jawab dulu pertanyaan ana yang terakhir itu...! Jawab dengan tegas, “ya atau tidak”?
Ana mau shalat Subuh dulu...!
Teman: Udah saya jawabkan sobat. Ya.,ya...ya...ya,100x. Azunnu yakfi (saya kira cukup).
Saya: Berarti Anda berpendapat bahwa keharaman berzina itu adalah relatif. Sekarang saya tanya, kapan zina itu dikatakan boleh?
Teman: Disaat orang berkeyakinan bahwa zina itu boleh sobat.
Saya: Sekarang saya tanya, agama mana di dunia ini yang memperbolehkan zina...? Lalu masihkah Anda menganggap relativisme suatu kebenaran...?
Sebenarnya ketika Anda yakin dengan relativisme tersebut, Anda sendiri telah terkebak oleh keyakinan Anda sendiri. Berarti kebenaran keyakinan Anda sendiri juga relatif donk...? Bagaimana Anda bisa yakin dengan relativisme...?
Kalau Anda kembalikan pernyataan tersebut kepada saya, Anda salah besar. Karena saya tidak meyakininya...!
Jumat, 07 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar